TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL
“MENGELOLA KERENTANAN”
KELOMPOK :
·
Andiko Wijaya 20212795
·
Arum Setiawati 21212176
KELAS :
4EB13
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Hal mendasar
tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian
yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal
sebagai risiko pasar.
Para pelaku pasar
cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta
pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan
seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga
kepada orang lain-pihak lawan.
Akuntan manajemen
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengelola
kerentanan yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
Menyusun struktur
permasalah perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk kurs memerlukan
informasi mengenai potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi
terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko:
translasi dan transaksi.
PEMBAHASAN
Akuntansi
tradisional mengukur pusat kerentanan pertukaran luar negeri atas dasar dua
bentuk kerentanan:
a. Kerentanan Translasi :
Mengukur
pengaruh perubahan kurs FX (forward exchange contract) terhadap ekuivalen mata
uang domsestik.
b. Kerentanan Transaksi
A.
Kerentanan
Translasi
Perusahaan
dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan
ulang dalam nilai ekuivalen Dollar AS.
Potensi
risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat
dihitung dengan 2 cara, yaitu:
·
Dikatakan potensi risiko positif apabila
aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang
asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing
relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun)
menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang
asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
·
Potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
B.
Kerentanan
Transaksi
Kerentanan
transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing
yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang
asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol
terpusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih
dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri
harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang kepada kantor pusat
perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko telah digabungkan
berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung
nilai terkoordinasi secara terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
Potensi
risiko Akuntansi versus Ekonomi Ini merupakan pengaruh perubahan nilai mata
uang terhadap kinerja operasi dan arus kas masa depan perusahaan. Misalnya,
jumlah aktiva terpapar anak perusahaan sebesar $ 25.000 dan jumlah kewajiban
terpapar sebesar $ 7.500, Selisihnya adalah potensi risiko bersih yaitu sebesar
$ 17.500. Berdasarkan laporan ini seorang manajer keuangan dapat memutuskan
untuk melakukan lindung nilai atas posisi ini dengan menjual sebanyak 17,5 juta
dolar Australis dalam pasar forward mata uang.
Laporan
potensi risiko tradisional mempertimbangkan pengaruh perubahan kurs terhadap
saldo akun per tanggal laproan keuangan. Laporan aurs kas multi mata uang
menekankan potensi risiko yang dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode
anggaran yang berlaku.
Istilah
potensi risiko ekonomi menunjukkan bahwa perubahan kurs mempengaruhi posisi
kompetitif perusahaan dengan mengubah harga masukan dan keluaran perusahaan
relatif terhadap harga kompetitor luar negeri. Potensi risiko ekonomi atau
operasi sedikit terkait atau tidak memiliki kaitan dengan potensi risiko
translasi atau transaksi. Dengan demikian pengelolaan atas potensi risiko
semacam itu memerlukan teknologi lindung nilai yang lebih bersifat strategis
dan bukan taktis.
Perusahaan
dapat memilih untuk lindung nilai struktural yang mencakup pemilihan atau
relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko operasi usaha secara
keseluruhan. Sebagai alternatif, induk perusahaan dapat mengambil pendekatan
portofolio untuk pengurangan risiko dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat
mengurangi potensi risiko yang dihadapi.
Pengukuran
potensi risiko operasi yang tepat memerlukan pemahaman struktur pasar di mana
perusahaan dan pesaingnya melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs riil
(sebagai kebalikan dari nominal). Pengaruh ini sukar untuk diukur. Karena
potensi risiko operasi cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidak
pastian dalam hal dapat diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen
secara terbuka, maka akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai
fungsi operasi dan periode waktu.
KESIMPULAN
Pertumbuhan
jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai
nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko
gagal bayar dan kebangkrutan.
Kerentanan
manajemen resiko dibagi menjadi 2 yaitu kerentanan transalasi dan kerentanan
transaksi. Pada kerentanan transalasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap
nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kerentanan transaksi berkaitan dengan
keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian
transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan
dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak
langsung terhadap arus kas.
DAFTAR PUSTAKA
Choi,
Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi
6. 2010. Salemba Empat.
http://mengenalekonomi.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-risiko-keuangan.html
James
C Van Horne dan John M Machowicz. Prinsip-Prinsip Manajamen Keuangan. Buku 2
Edisi 12. 2007. Salemba Empat.
0 komentar:
Posting Komentar